Senin, 01 Februari 2010 PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang awalnya hanya menelurkan teknologi di bidang kedirgantaraan perlahan-lahan akan melebarkan sayapnya untuk memproduksi kendaraan multi guna Landing Hovercraft Utility (LHU) IHOV-20 TM. Kendaraan ini mampu diajak melesat di atas air maupun di darat dan mampu membawa beban diatasnya seberat 20 ton.
Saat ini untuk mencakup wilayah indonesia yang berkarakteristik kepulauan membutuhkan kendaraan jenis ini untuk wilayah-wilayah yang sulit dilalui oleh kendaraan biasa. PT. DI sudah menciptakan satu unit prototype untuk di uji coba dan juga sekaligus menyelesaikan dua unit lagi pesanan TNI AD. Hovercraft ini sangat sesuai apabila dioperasikan untuk menanggulangi bencana alam seperti tsunami yang pernah terjadi di aceh lima tahun lalu maupun bencana alam lainnya diwilayah indonesia. (LHU) IHOV-20 TM menggunakan mesin 2 X Marine Diesel Engine 1.550 HP dan mampu melaju 40 knots dengan beban maksimal 20 ton.
Bila difungsikan sebagai bagian dari alutsista (LHU) IHOV-20 mampu mengangkut 2 unit kendaraan taktis dan bisa juga mengangkut 1000 pasukan untuk melaksanakan operasi pendaratan.
Di bidang peroketan LAPAN sedang mengembangkan roket RKN 200 double stage dan RX 1020 single stage yang akan menjadi cikal bakal peluru kendali milik indonesia. Lapan akan selalu berusaha untuk mengembangkan teknologi ini karena sifatnya yang strategis dan tidak ada satupun negara yang sudah menguasai teknologi ini untuk berbagi.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal George Toisutta menegaskan TNI-AD akan meremajakan secara bertahap semua alat utama sistem senjata (alutsista) tidak layak pakai untuk diperbarui atau diganti dengan yang baru buatan dalam negeri agar nyawa prajurit tidak menjadi taruhan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri kasad mengharapkan agar setiap pembelian yang dilakukan dengan pihak luar harus ada transfer teknologi dengan begitu suatu saat industri pertahanan indonesia akan menjadi lebih mandiri dan mampu menyokong kebutuhan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI. (Ars)
Suara merdeka, Media Indonesia
Saat ini untuk mencakup wilayah indonesia yang berkarakteristik kepulauan membutuhkan kendaraan jenis ini untuk wilayah-wilayah yang sulit dilalui oleh kendaraan biasa. PT. DI sudah menciptakan satu unit prototype untuk di uji coba dan juga sekaligus menyelesaikan dua unit lagi pesanan TNI AD. Hovercraft ini sangat sesuai apabila dioperasikan untuk menanggulangi bencana alam seperti tsunami yang pernah terjadi di aceh lima tahun lalu maupun bencana alam lainnya diwilayah indonesia. (LHU) IHOV-20 TM menggunakan mesin 2 X Marine Diesel Engine 1.550 HP dan mampu melaju 40 knots dengan beban maksimal 20 ton.
Bila difungsikan sebagai bagian dari alutsista (LHU) IHOV-20 mampu mengangkut 2 unit kendaraan taktis dan bisa juga mengangkut 1000 pasukan untuk melaksanakan operasi pendaratan.
Di bidang peroketan LAPAN sedang mengembangkan roket RKN 200 double stage dan RX 1020 single stage yang akan menjadi cikal bakal peluru kendali milik indonesia. Lapan akan selalu berusaha untuk mengembangkan teknologi ini karena sifatnya yang strategis dan tidak ada satupun negara yang sudah menguasai teknologi ini untuk berbagi.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal George Toisutta menegaskan TNI-AD akan meremajakan secara bertahap semua alat utama sistem senjata (alutsista) tidak layak pakai untuk diperbarui atau diganti dengan yang baru buatan dalam negeri agar nyawa prajurit tidak menjadi taruhan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri kasad mengharapkan agar setiap pembelian yang dilakukan dengan pihak luar harus ada transfer teknologi dengan begitu suatu saat industri pertahanan indonesia akan menjadi lebih mandiri dan mampu menyokong kebutuhan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI. (Ars)
Suara merdeka, Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar