Denpasar - Kasus persetubuhan seorang remaja dengan sapi di Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana, Bali, berakhir tragis. Pelaku, berinisial GA (18) pingsan saat “dinikahkan” dengan sapi. Sedangkan binatang malang ini pun menemui ajal setelah ditenggelamkan di tengah laut.
Prosesi “pernikahan” GA dengan sapi yang kemudian dilarung ke tengah laut adalah bagian dari ritual Pecaruan untuk membersihkan desa yang dianggap kotor pascapersetubuhan itu, Jumat (11/6/2010).
“Hari ini kita bersihkan sucikan kembali desa pakeraman setelah tercemar karena kejadian tersebut,” kata Bendesa Pakraman Desa Yehembang Ida Bagus Legawa.
Ritual “pernikahan” GA dengan sapi disaksikan oleh ratusan masyarakat Desa Yehembang. Bahkan, prosesi ini mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Beragam celetukan muncul dari warga yang menyaksikan ritual tersebut. Ada yang penasaran dan merasa iba dengan pelaku.
“Kasian anak itu. Dia orangnya kalem,” ujar seorang ibu.
Saat ritual “pernikahan” berlangsung, suasana kian memanas karena keluarga pelaku melarang wartawan dan warga yang mengabadikan momen itu. Ibu pelaku berteriak histeris. “Jangan difoto,” teriak keluarga remaja malang ini.
Tiba-tiba, remaja yang sejak awak tampak tegar ini lunglai. Ia tak sadarkan diri saat proses puncak “pernikahan” dengan sapi berlangsung. Melihat anaknya lunglai, ibu pelaku makin berteriak histeris.
Usai upacara pernikahan, sapi malang ini pun akhirnya dilarung ke tengah laut. Sedangkan, GA hanya ditenggelamkan secara simbolis. Ia dimandikan di tepi pantai. “Pakaiannya saja yang dibuang ditengah laut,” ujar seorang warga.
(gds/lrn)
sumber: DETIKnew
Prosesi “pernikahan” GA dengan sapi yang kemudian dilarung ke tengah laut adalah bagian dari ritual Pecaruan untuk membersihkan desa yang dianggap kotor pascapersetubuhan itu, Jumat (11/6/2010).
“Hari ini kita bersihkan sucikan kembali desa pakeraman setelah tercemar karena kejadian tersebut,” kata Bendesa Pakraman Desa Yehembang Ida Bagus Legawa.
Ritual “pernikahan” GA dengan sapi disaksikan oleh ratusan masyarakat Desa Yehembang. Bahkan, prosesi ini mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Beragam celetukan muncul dari warga yang menyaksikan ritual tersebut. Ada yang penasaran dan merasa iba dengan pelaku.
“Kasian anak itu. Dia orangnya kalem,” ujar seorang ibu.
Saat ritual “pernikahan” berlangsung, suasana kian memanas karena keluarga pelaku melarang wartawan dan warga yang mengabadikan momen itu. Ibu pelaku berteriak histeris. “Jangan difoto,” teriak keluarga remaja malang ini.
Tiba-tiba, remaja yang sejak awak tampak tegar ini lunglai. Ia tak sadarkan diri saat proses puncak “pernikahan” dengan sapi berlangsung. Melihat anaknya lunglai, ibu pelaku makin berteriak histeris.
Usai upacara pernikahan, sapi malang ini pun akhirnya dilarung ke tengah laut. Sedangkan, GA hanya ditenggelamkan secara simbolis. Ia dimandikan di tepi pantai. “Pakaiannya saja yang dibuang ditengah laut,” ujar seorang warga.
(gds/lrn)
sumber: DETIKnew
Tidak ada komentar:
Posting Komentar