kemudian lihat ke tembok , ..... apa yg terjadi?
Subhanallah...
Jakarta (ANTARA News) - Pakistan menawarkan Indonesia untuk memproduksi bersama pesawat tempur JF-17."
Kami menawarkan kerja sama produksi pesawat tempur JF-17 kepada Indonesia. Sebelumnya, kami sudah melakukan kerja sama serupa dengan China," kata Menteri Federal Urusan Pertahanan Pakistan Chaudry Ahmad di Jakarta, Rabu.
Usai penandatanganan nota Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan RI-Pakistan, ia mengatakan, pihaknya telah banyak banyak melakukan kerja sama industri pertahanan dengan sejumlah negara seperti China.
Selain pesawat tempur JF-17, Pakistan juga menawarkan kerja sama industri kapal patroli.
Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya masih menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Pakistan tentang pembuatan pesawat tempur JF-17.
Ia mengatakan, Pakistan telah melakukan produksi bersama pesawat temput JF-17 dengan China. "Produksi bersama mereka mencapai 500 unit, dari jumlah itu, 350 unit untuk Pakistan dan sisanya untuk China. JF-17 merupakan pesawat tempur generasi 4+ atau lebih canggih dari Sukhoi dan F-16 yang kita punya," ujar Purnomo.
Sementara itu, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, kedua pihak akan membicarakan kemungkinan produksi bersama pesawat alat utama sistem senjata seperti pesawat tempur JF-17 dan kapal patroli setelah terbentuk kesepakatan produksi bersama (joint production agreement).
"Setelah itu terbentuk pada Oktober mendatang, kita baru akan mendata apa saja yang bisa dikembangkan kedua pihak. Namun, selama ini Indonesai telah membeli sejumlah amunisi kaliber besar. Jadi terlalu dini, jika kita langsung membuat kesepakatan," ujarnya.
Pesawat yang diproduksi Pakistan-China JF-17 telah dipesan antara lain Azerbaijan dan Zimbabwe sedangkan negara lain yang telah menunjukkan minatnya adalah Bangladesh, Myanmar, Mesir, Iran, Lebanon dan Malaysia.(T.R018/P003)
PT. DI pernah memproduksi tujuh komponen untuk pesawat tempur F-16 (photo : kaskus militer)
Dia menambahkan, selain sudah mempunyai kemampuan membuat pesawat, Indonesia dipilih Korsel karena memiliki kedekatan dengan banyak negara berkembang. ”Pasar dari KF-X yang utama adalah negara berkembang dan Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak kolega dengan negara-negara lain,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kemhan RI meneken kesepakatan dengan Korsel untuk memproduksi dan memasarkan jet tempur KF-X yang tertunda beberapa tahun karena terbentur masalah teknis dan pendanaan. Kesepakatan bukan hanya menjadi kebanggaan bangsa karena tidak banyak negara yang bisa memproduksi pesawat tempur, tapi juga untuk melepaskan ketergantungan alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara lain.
Dalam kesepakatan yang diteken Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Erris Herryanto, Indonesia akan menanggung 20% biaya dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini. Sekjen Kemhan Erris Herryanto sebelumnya pernah mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek strategis tersebut sebesar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja sama hingga 2020. Selama waktu itu diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe.
JAKARTA - Indonesia akan membangun kapal perang jenis kombatan untuk mengawal perairan di kawasan timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan, pengadaan kapal tersebut untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Purnomo usai menerima penghargaan Bintang Yudha Dharma Utama dari Presiden di Jakarta, Kamis (1/7). Ia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertahanan masih terus melakukan persiapan untuk melakukan pembangunan kapal perang tempur yang akan dilaksanakan di PT PAL Surabaya.
“Dalam waktu satu sampai dua bulan ini, kami persiapkan untuk membangun kapal perang kombatan terbesar yang kita punya,” ujarnya. Kapal tersebut kelak akan ditempatkan untuk menjaga perairan kawasan timur Indonesia yang memiliki perairan terbuka yang luas.
Di tempat terpisah, Panglima Komando Lintas Militer (Kolinlamil) Laksamana Muda TNI Slamet Sulistiyono mengungkapkan, pihaknya memensiunkan enam kapal tua jenis angkut tank (landing ship tank).
“Enam kapal tank buatan Amerika tersebut rata-rata usianya 64 sampai 70 tahun. Meski sebenarnya masih cukup terawat, namun sudah waktunya untuk diganti,” tuturnya usai upacara peringatan HUT ke-49 Kolinlamil di Markas Kolinlamil, Tanjug Priok, Jakarta.
Menurut Slamet, penghapusan kapal tua tersebut merupakan bagian dari kebijakan pembangunan menuju kekuatan pokok minimum TNI AL. Untuk pengadaan kapal baru saat ini masih dalam tahap perencanaan.
Bingung, mendengar nama Sapu Angin? Hihihi, ini bukan alat untuk menyapu halaman, loh! Tapi ini adalah hasil teknologi yang berupa mobil. Seperti apa bentuk dan istimewanya, yah? Kita lihat, yuk!
Sapu Angin 1 dan Sapu Angin 2 ternyata adalah dua mobil hemat bahan bakar minyak (BBM). Dua mobil hasi penemuan ini diluncurkan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Peluncuran itu ditandai dengan running test (menjajal mobil). Wah, asik yah.
Dan diinformasikan juga bahwa kedua mobil itu akan ikut dalam kompetisi internasional "Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010" di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia, 8-10 Juli. Ck..ck..ck..hebat!
Sapu Angin 1 merupakan mobil futuristic prototypes mirip gokart. Dengan satu liter BBM dapat menempuh jarak tempuh 1.000 kilometer.
Sementara itu, mobil "Sapu Angin 2" merupakan mobil urban concept vehicle mirip mobil roda empat pada umumnya, namun hanya berisi 1-2 penumpang. Mobil ini dapat menempuh jarak 300 kilometer hanya dengan satu liter BBM saja!
Kedua mobil itu dirancang oleh mahasiswa ITS dan tentu saja bekerjasama dengan alumni ITS dan perusahaan pabrikasi kapal PT Maroline Maju Utama.
Ada 14 mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 yang bekerja keras merancang dan membuat kedua jenis mobil itu, setelah berguru selama seminggu kepada perusahaan pabrikasi kapal di Kenjeran, Surabaya itu. Mereka memulai proses pembuatan sejak Agustus 2009.
Semuanya dilakukan mahasiswa ITS sendiri mulai dari membuat desain, mencari bahan baku, mengelas, melakukan pembubutan, dan lain-lain.
Kelebihan mobil "Sapu Angin" itu memang membuat mobil terasa ringan. Yang pasti hemat BBm dan ramah lingkungan. Wah, kalau semua mobil begini, bumi kita bisa selamat dari polusi nih!
Bobot mobil juga berkisar 35-40 kilogram dengan bahan baku fiberglas untuk body, sedangkan kerangka menggunakan poly-euretane (gabus padat)
Dengan konsep itu, tim ITS yakin akan menang dalam kompetisi SEM tingkat Asia yang pertama kali digelar, apalagi pengalaman mahasiswa ITS merancang sepeda motor dan mobil hemat BBM merupakan modal berharga untuk lomba mobil berkecepatan maksimal 25 kilometer per jam itu.
Wah, selamat berjuang buat kakak mahasiswa ITS. Indonesia pasti bangga punya generasi penerus bangsa seperti kalian.
sumber:antara
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek), Suharna Surapranata bersama Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala LIPI Umar Anggara Jenie mengamati cara kerja mobil robot berlengan Morolipi (Mobil Robot Penjinak Bom LIPI) di Anyer, Banten, 10 Februari 2010. Robot yang diproduksi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI tersebut dapat digunakan sebagai robot penjinak bom.
Morolipi tidak sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan sebagai salah satu peralatan militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan.
“Inovasi dan kreasi baru sedang disiapkan oleh para peneliti untuk semakin menyempurnakan kinerja mobil robot yang dioperasikan menggunakan joystick ini,” ujar Dr Eng Estiko Rijanto, peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI.
Terkait masalah harga, Estiko menjamin mobil robot ini bisa lebih murah hingga 50% dibanding mobil robot penjinak bom impor yang kini mencapai harga sekitar Rp1 miliar per unit. “Diupayakan semua onderdil yang dibutuhkan untuk merakit mobil robot yang dikendalikan secara jarak jauh ini bisa didapatkan dari produk lokal,” ujarnya.
Meskipun untuk beberapa komponen tertentu, pihaknya masih harus mengimpor beberapa onderdil, seperti motor listrik dan sabuk bergigi dua muka. Morolipi merupakan prototipe mobil robot penjinak bom yang telah dikembangkan LIPI sejak 2004.
Mobil robot ini dapat dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim oleh video yang terpasang di mobil tersebut.
Prototipe teknologi itu telah didaftarkan hak kekayaan intelektualnya (HKI) dengan nomor pendaftaran paten P00200500585 (17 Oktober 2005) dan pendaftaran paten P00200600696 (30 November 2006). Namun, lanjut dia, dukungan masih diperlukan untuk melakukan penyempurnaan teknis melalui kegiatan penelitian dan pengembangan selama 1–2 tahun ke depan, agar prototipe mobil tersebut siap ditransfer ke industri swasta dan BUMN atau pengguna lainnya, seperti POLRI dan TNI. Morolipi-V.1 yang sudah berhasil dikembangkan tim peneliti LIPI memiliki spesifikasi lebar 1 x 1 meter dengan tinggi 90 cm dan berat 80–100 kg.
Mobil robot ini memiliki dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360 derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung elemen- elemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan secara nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian.
Dalam suatu uji coba Morolipi dapat memotong kabel berukuran 2 mm yang mengalirkan arus listrik itu sebelum sampai ke bahan peledak. Kecepatan robot itu menjinakkan bom sangat tergantung dari kecepatan operator mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot, yaitu aki listrik.
Selain memiliki empat roda vespa delapan inci, robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. “Dari jarak 6 km, robot penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk menjinakkan bom,” ujarnya.
Dalam uji coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.
Setelah sempat terhenti selama dua tahun, 2007-2008, Estiko dan timnya mulai membuat mobil robot generasi kedua, yaitu Morolipi V.2. Pada Morolipi versi ini robot ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api. Robot generasi baru ini dapat dikendalikan untuk mendekati dan menembak sasaran. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan ke arah nonmiliter, yaitu melengkapi robot dengan alat pembersih tangki bahan bakar minyak di pelabuhan.
”Morolipi generasi kedua ini akan mengalami perbaikan dalam sistem penggerak rodanya sehingga memungkinkan berjalan lebih mulus dan cepat,” urai Estiko.
Pada tahap berikutnya, Morolipi akan dilengkapi dengan sistem pendeteksi bahan peledak. Hal ini dilakukan dengan merancang sistem mekatronika dan sensor. Dengan serangkaian pengembangan ini, Morolipi dapat menjadi garda depan kancah pertempuran, robot pengintai. Adapun untuk menjaga ketertiban Morolipi dapat membantu pasukan antihuru hara mengatasi kerusuhan.
Menurut dia, untuk mencapai tahap itu diperlukan waktu beberapa tahun lagi sehingga prototipe Morolipi dapat difabrikasi oleh industri dan digunakan oleh berbagai pihak, antara lain Polri dan TNI serta industri manufaktur dan migas.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil robot, baik oleh Endra maupun Estiko, dapat mengurangi ketergantungan pada pihak asing. Pembuatan robot di dalam negeri juga dapat menekan biaya hingga setengahnya dibandingkan impor mobil robot penjinak bom. Harga robot impor bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit.